Postingan

Psikosomatik dan Dua Pertentangan Narasi di Tengah Pandemi

Psikosomatik dan Dua Pertentangan Narasi di Tengah Pandemi . Oleh: M.Iqbl.M Psikosomatik tidak semata dipicu oleh informasi (media/warta berita). Terlepas dari unsur biologis masing2 manusia, agaknya, psikosomatik cenderung disebabkan oleh kurangnya wawasan (segala hal, terutama perihal humaniora), kurangnya kontemplasi dan kurangnya meditasi. Di tengah pandemi yg bersifat ultra-abstrak yg menimbulkan berbagai masalah diberbagai sendi kehidupan ini, munculnya dua narasi kontradiktif merupakan hal wajar sebagai pegangan untuk membebaskan kita dari berbagai kebuntuan solusi yg disebabkan oleh pandemi. Adanya perdebatan antara kedua narasi tersebut: Data/Riset Medis dengan Data TK, sesungguhnya hanyalah berupa 'panggung penelitian' kita, dgn kata lain hanya menjadi bahan pustaka/referensi kita dalam menilik sebuah persoalan dan hal itu bercorak dialektis. Itu artinya, tidak ada yang namanya debat (kompetitif), yang ada hanyalah dialog. Sebab, bisa saja Informasi M

Menghidupi Hidup Sepenuhnya dan Meminimalisir Kutukan Paradoksa Hidup.

Menghidupi Hidup Sepenuhnya dan Meminimalisir Kutukan Paradoksa Hidup. Oleh: M.Iqbal.M Tidak dapat dipungkiri bahwa memang semua manusia itu lemah dan pengecut. Sehingga setiap manusia memerlukan pegangan sebagai kekuatan untuk menjalani hidup yg serba berat dan absurd. Namun, manusioa yg lebih lemah dan pengecut ialah manusia yg memanfaatkan dogma untuk menjalankan upayanya dalam membuat tatanan yg tidak setara (persamaan hak, tanpa hirarki dan kompetisi) antara setiap manusia. Misalnya, ketika slogan transenden seperti allah hu akbar, yg digunakan ketika menghadapi sebuah keadaan konfrontatif. Saya berkata demikian bukan berarti saya mengetahui solusi lain dalam menangkal ketakutan psikis kita terhadap konfrontasi yg tengah berlangsung, melainkan saya berkata demikian demi terwujudnya suatu keadaan bahwa konfrontasi ialah suatu yg harus ditiadakan sejak dalam pikiran. Kita sebagai manusia di tengah dunia absurd ini, hendaknya sangat menghargai kenyataan bahwa hidup iala

Analisis Terhadap Para Penduduk Di Wilayah Minim SDM Beserta Prediksi Depopulasi Besar-Besaran di Tengah Wabah Covid-19.

Analisis Terhadap Para Penduduk Di Wilayah Minim SDM Beserta Prediksi Depopulasi Besar-Besaran di Tengah Wabah Covid-19. Oleh: M.Iqbal.M Abstrak Tulisan ini memaparkan bagaimana teori dan praksis para penduduk di wilayah minim SDM dalam menyikapi wabah covid-19, yang lebih tepatnya di dalam wilayah negara Indonesia, yang mayoritas penduduknya dari berbagai status sosial (Brojuasi, midlle class, dan proletar, entah itu kanak-kanak, remaja, ataupun dewasa) acap kali keliru mengambil tindakan dalam menyikapi suatu perkara, yang kini semakin banyak muncul perkara dan kian diperparah oleh merebaknya wabah covid-19 yang dari hari ke hari jumlah presentase penduduk yang terinfeksi ataupun terdampak krisis kemanusiaan kian berfluktuatif. Analisis ini memakai metode pendekatan secara kualitatif, sehingga analisis ini belum dapat dijadikan sebagai rujukan mutlak dalam meninjau berbagai dinamika ada dan dapat berubah sewaktu-waktu. Keyword : sosio-kultural, epistemologi, metaf

Mengurai Secara Sederhana Tendensi Dari Anarko-Libertarian di Tengah Wabah Covid-19.

Mengurai Secara Sederhana Tendensi Dari Anarko-Libertarian di Tengah Wabah Covid-19. Oleh: M.Iqbal.M Sesungguhnya, salah satu penyebab dari segala masalah ialah kurangnya edukasi dan wawasan. Seperti halnya warga negara Indonesia yg tercatat sebagai negara yg para penduduknya kurang membaca, sehingga berada di peringkat bawah dari sekian banyaknya negara-bangsa di dunia. Dengan itu, dapat kita saksikan bahwa setiap detiknya negara Indonesia tak lepas dari adanya masalah-masalah baru yg terus bermunculan. Dari masalah kecil yg dibesar-besarkan, sampai masalah besar yg tak kunjung hilang. Berawal dari kurang membaca dan kurang wawasan, yg menjadikan warga Indonesia seringkali keliru dalam mengambil tindakan, bahkan salah kaprah dalam menganalisa suatu masalah. Sehingga, mudah di kelabuhi atau terpengaruh oleh hal-hal yg belum tentu validitasnya maupun belum tentu relevansi'nya bagi ketentraman hidup setiap individu beserta ekologisnya. Merujuk pada asal kata munculnya istil

Mengurai dan Mengidentifikasi Berbagai Macam Pilihan Hidup Seseorang di Tengah Wabah Covid-19

Mengurai dan Mengidentifikasi Berbagai Macam Pilihan Hidup Seseorang di Tengah Wabah Covid-19 Oleh: M.Iqbal.M Tentu setiap orang akan bertindak sesuai dengan entitas sekaligus dinamika internal ataupun eksternal di dalam hidupnya masing-masing. Yang sudah pasti berkaitan dengan determinan sejarah beserta hasrat dan kelemahan yang dimiliki spesies homo sapiens, yang selalu melahirkan paradoks regenerasi kehidupan habitat spesiesnya tanpa henti sebelum semua yang ada akan punah secara material. Dengan demikian, dalam mejalani hidup, tentunya setiap orang mempunyai prinsip yang berbeda-beda dan dapat kita uraikan ataupun identifikasi sebagaimana fakta empiris yang akan saya paparkan diparagraf berikutnya secara metodologi kualitatif. Orang-orang yang berbeda prinsip tersebut diantaranya ialah: (1) Orang yg setengah-setengah sekaligus kurang belajar memaknai kehidupan akan cenderung meremehkan logika dan ilmu pengetahuan, dan lebih terpaku oleh penyalahgunaan "obat ant

Analisis Terhadap Para Penduduk Di Wilayah Minim SDM, Beserta Prediksi Depopulasi Besar-Besaran di Tengah Wabah Covid-19.

Analisis Terhadap Para Penduduk Di Wilayah Minim SDM beserta Prediksi Depopulasi Besar-Besaran di Tengah Wabah Covid-19. Oleh: M.Iqbal.M Abstrak Tulisan ini memaparkan bagaimana sikap yang diambil oleh para penduduk di wilayah minim SDM dalam menyikapi wabah covid-19. Contohnya di dalam wilayah negara Indonesia, yang mayoritas penduduknya dari berbagai status sosial (Brojuasi, midlle class, dan proletar, entah itu kanak-kanak, remaja, ataupun dewasa) acap kali keliru mengambil tindakan dalam menyikapi suatu perkara. Kini, perkara-perkara tersebut kian diperparah oleh merebaknya wabah covid-19. Diantaranya ialah krisis pola pikir, krisis habitus ataupun krisis ekonomi lokal maupun skala global (moneter). Padahal jika ditinjau lagi, negara ini sesungguhnya dari segi SDA sangat berkecukupan, namun kini fakta'nya mengalami krisis ekonomi yang sangat kronis, yang kurang lebihnya disebabkan oleh (1) krisis SDA ataupun (2) krisis nurani-kemanusiaan para penduduknya, sehingga ti

Duka Seorang Begawan.

Duka Seorang Begawan Oleh: M.Iqbal.M Begawan adalah seseorang atau siapapun yg sedang terus-menerus memecahkan segala misteri di kehidupan atau jagad raya ini, namun ia selalu saja bertemu dengan segala fenomena yg mengakibatkan hatinya patah membuatnya menjadi seorang yg selalu berduka atas adanya atau terjadinya segala fenomena tersebut. Sebagai seseorang yg berduka, ia senantiasa tetap mencintai adanya fenomena tersebut walaupun hal tersebut menyakiti dirinya (amorfati fatum brutum). Bukan berarti ia pasrah dengan keadaan seperti itu, justru karena ia cinta, maka ia akan berupaya merubah keadaan itu. Tetapi bukan pula ia terobsesi oleh cinta, sebab ia pun tahu bahwa yg namanya cinta itu cepat atau lambat pasti akan menimbulkan malapetaka. Oleh sebab itu, ia berupaya meminimalisir tumbuhnya cinta dengan cara menenggelamkan diri didalam kubangan kekosongan dan ketiadaan. Sehingga tak ada lagi konyolnya dinamika derita dari dikotomi antara cinta dan malapetaka, senang dan pi

Antara Perseteruan Sesama Ideologi, Berbeda Ideologi, dan Jalan Tengah Pasifisme.

Antara Perseteruan Sesama Ideologi, Berbeda Ideologi, dan Jalan Tengah Pasifisme. Di Tengah Wabah Covid-19. Oleh: M.Iqbal.M Manusia sekarang berada di kedua ujung tombak, oleh sebab kedaruratan krisis yg timbul dari wabah Covid-19. Akhir2 ini semakin chaos. Dari Rasisme oleh orang2 xenophobic akibat Episentrum Covid-19, sampai Simpang siur donasi palsu. Yah, namanya juga dinamika. Tapi semoga kita semua tidak lupa untuk menahan diri, berkontemplasi dan bermeditasi. Demi ketentraman kemanusiaan atau sosialisme-libertarian untuk kedua belah pihak/individu manapun itu. Memang disaat genting nan krusial semacam ini, unsur homo homini lupus semakin terbuai, tapi jangan sampai melupakan indahnya kekuatan setapak pasifisme demi kedamaian dan kelangsungan hidup kedepan bagi kedua belah pihak, ataupun seluruh manusia. Selalu ingatlah, kita manusia sebagai sekedar homo sapiens sesungguhnya tidak pernah menanam apa2, dan tidak pernah kehilangan apa2. Entah determinasi diri, relung psiki

Catatan Biru Si Manusia Merdeka.

CATATAN BIRU SI MANUSIA MERDEKA. Oleh: M.Iqbal.M Biarkan aku hancur di dalam egoku. Sesungguhnya tidak ada yg absolut, sebab semua orang saling bertentangan demi mewujud ego masing-masing. Sejarah manusia ialah sejarang pertentangan antara si egoist dengan si selfish, atau si selfish dengan si egoist. Walau di dalam keadaan tertentu, kedua term teknis tersebut bisa bermakna sama ataupun kabur. Hidup adalah sebuah penderitaan. Saya pun sepakat oleh ide-ide anti-natalist, namun entah sampai kapan saya tetap kuat mempertahankan prinsip-prinsip saya sebagai pendamba anti-natalist dan pertapa. Itu masih menjadi misteri pula Biarkan saya memperjuangkan ego saya, biarlah saya hancur didalam ego saya. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya manusia tidaklah pernah menanam apa-apa dan tidak pernah kehilangan apa-apa. Mari melebur didalam relung ketiadaan dan kegelapan yang berkilauan. Bersatu dengan kelamnya gelap yang berbinar cahaya paripurna. Semoga semua makhluk berbahagia, entah di dim

Tubuh Kita Boleh Mati, Tapi Jerih Payah Hidup Terdahulu Kita Akan Terus Abadi: Sebuah Esai Teruntuk Siapapun Yang Teralienasi.

Tubuh Kita Boleh Mati, Tapi Jerih Payah Hidup Terdahulu Kita Akan Terus Abadi: Sebuah Esai Teruntuk Siapapun Yang Teralienasi. Oleh: M.Iqbal.M Satu-satunya kenikmatan hidup ialah memperjuangkan apa yg ada direlung personalitasmu. Jika hidup hanya untuk patuh sekaligus melayani apa yg bukan personalitasmu, lantas apa arti dari hidupmu?. Jika kau melayani yg bukan dirimu, lantas apa bedanya kau dengan kerbau?. Kerbau bisa saja di eksploitasi oleh otoritas majikannya, tapi apakah kau sebagai spesies yg sama dengan otoritas lain; entah bosmu, negara, lingkungan sosialmu, kau hanya akan tunduk dan patuh?. Jika kau benar-benar spesies homo sapiens, maka tentu kau mempunyai hasrat untuk menginginkan kebebasan dengan cara melawan eksploitasi itu. Kita sebagai homo sapiens telah terkutuk menjadi manusia bebas oleh sebab spesies kita mempunyai otak dan nurani. Tentu musuh kita adalah entitas selain diri kita yg teramat sulit kita takhluk'kan. Begitu pula dengan entitas lain